Minggu, 19 Maret 2017

Pernikahan Adat Suku Serawai Bengkulu

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Adat Bengkulu ( Suku Serawai )

Kelompok 5 :

Rini Yulinsi
Ivan Faisal R
Bianca Gracieladewi P
Ananda Febrian
Muhammad Ruslan










                                                                                                            
Kata Pengantar
Asalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan hidayahnya kami masih di beri kesempatan, keberkahan dan kesahatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin tanpa ada rintangan suatu apapun
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen ibu Ocvita Ardhiani,SIKOM . Makalah ini kami susun semaksimal mungkin dan kami ucapkan banyak terimakasih kepada bapak midi wardiansyah ( narasumber ) yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa susunan kalimat dan isi makalah . oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan untuk pemperbaiki makalah ini.
Semoga makalah tentang adat pernikahan Bengkulu ( suku serawai ) ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya agar lebih mengetahui adat-adat atau suku-suku di Indonesia.
Wasalamualaikum wr.wb                                                   


Depok ,  november 2016

Penulis






Daftar isi   
         
Cover   ............................................................................................................ 1

Kata pengantar  ................................................................................................ 2

Daftar isi  ......................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan  .......................................................................................... 4
·        Latar belakang  ...................................................................................... 4

Bab II Makna dari Tradisi Pernikahan  .............................................................. 5

Bab III Alur Pernikahan Adat  .......................................................................... 6
·        Tahap Pernikahan  ............................................................................... 6-8

·        Transkip Wawancara  .......................................................................... 9-12

Bab IV penutup  ............................................................................................. 13
·        Daftar pustaka  ..................................................................................... 13






  

BAB I
Pendahuluan

Latar belakang :

Dalam adat Bengkulu ( suku serawai ) terdapat larangan yaitu apabila bujang atau gadis yang ingin menikah . mereka dilarang menikah dengan sanak famili ( ikatan saudara ). Apabila ada ikatan saudara antara bujang dan gadis dan mereka tetap memaksa ingin menikah maka bujang dan gadis tersebut akan dikenakan denda yang berupa hukum adat yaitu mereka wajib membayar denda berdasarkan hukum adat yaitu kambing satu ekor. Tahap-tahap pernikahan adat bengkulu (suku serawai) hanya boleh dilakukan oleh anak bujang ( laki-laki)  dan gadis (perempuan) yang masih suci dalam artian bahwa bujang dan gadis tersebut masih jejaka dan perawan . apabila pernikahan terjadi antara bujang duda dan gadis perawan atau bujang jejaka dan gadis janda maka pernikahan yang dilakukan adalah pernikahan umum seperti biasanya tanpa ada alur-alur atau tahap-tahap pernikahan mereka tidak boleh melaksanakan pernikahan dengan tahap-tahap adat .
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari suku serawai yaitu bahasa serawai , mayoritas suku serawai beragama muslim,  pencarian hidup suku serawai yaitu sebagai petani dan pekebun ( kelapa , karet dll). Dan kesenian tradisional yang dimiliki oleh suku Serawai yaitu Bedindang dan tari tradisional Tari Andun (tari adat).





BAB II
Makna dari Tradisi Pernikahan

Bagi setiap suku serawai yang boleh melaksanakan pernikahan berdasarkan hukum adat adalah bujang (laki-laki) dan gadis (perempuan ) yang masih jejaka dan perawan, karena makna dari tradisi pernikahan yang dilaksanakan adalah sebagai saksi bahwa yang melaksanakan pernikahan adalah bujang (laki-laki) dan gadis (perempuan) yang masih suci dalam artian bahwa masih jejaka dan perawan. Dan makna selanjutnya yaitu agar rumah tangga yang akan dibangun bisa harmonis menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah dan rumah tangga menjadi kokoh dalam artian rumah tangganya jauh dari maslah-masalah besar dan bisa bertahan hingga tua, bahkan sampai ajal menjemput.
Tujuan dari pernikahan suku serawai:
1.     Untuk mencari pasangan hidup hingga kakek nenek dan menjalin rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah dan memperoleh keturunan yang soleh dan soleha
2.     Agar bujang gadis bengkulu terhindar dari perbuatan tercela atau perbuatan yang tidak di inginkan
3.     Agar bisa mewarisi atau melanjutkan adat istiadat daerah bengkulu khususnya suku serawai secara turun temurun







BAB III
Alur Pernikahan Adat

A.    Tahap Pernikahan

1.     Tandang basulua

Pertemuan antar keluarga laki-laki dan keluarga perempuan, pihak dari keluarga laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan. maksud dan tujuan Dari tandang basulua adalah ingin mempertanyakan apakah anak gadisnya (perempuan) sudah ada yang mengikat apa belum dan jika belum anak bujang ( laki-laki) ini ingin meminangnya

2.     Membawa’i RT, RW dan Ketua Adat

Maksud dari tahap ini adalah untuk menentukan tanggal, bulan dan tahun ( tanggal pernikahan) lalu pihak laki-laki wajib menanyakan apa sajakah permintaan dari keluarga perempuan Misalnya cincin mas 3 gram dan uang 20 juta, uang 20 juta ini gunanya untuk membantu membeli sayur-mayur  dan persiapan pesta di rumah keluarga perempuan. Setelah tanggal pernikahan ditetapkan dan persetujuan permintaan dari pihak keluarga perempuan, maka ada 3 syarat lagi yang wajib di bawa oleh pihak keluarga laki-laki saat hari pernikahan atau ijab qobul yaitu:

·        1 buah keris di masukan ke dalam lengguai , lengkap dengan daun siri beserta kapurnya
·        9 batang lemang
·        1 mangkok gelamai (dodol)
  
3.     Terang menerang
Dalam tahap ini keluarga laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan untuk memberikan uang permintaan dari keluarga perempuan. Dan pihak laki-laki dan perempuan saling bertukar benda sebagai tanda adanya cinta di antar keduanya atau saling menyukai (tunangan) , apabila tidak ada tunangan maka hanya memberikan uang antaran saja.

4.     Merakit bunga bersama persatuan bujang gadis
Pada tahap ini kegiatan dilakukan malam sebelum ijab qobul calon pengantin perempuan di bantu para bujang gadis bengkulu untuk merakit bunga . Kegiatan ini sebagai tanda bahwa pernikahan yang akan dilaksanakan adalah pernikahan bujang gadis yang masih jejaka dan perawan. Bunga yang di rakit tersebut akan di letakkan di pelaminan, di panggung dan di sudut kursi tamu undangan gunanya agar memberikan aroma yang wangi.

5.     Membuat 2 Dulang (nasi pernikan)
Sebelum melaksanakan ijab qobul keluarga perempuan wajib menjediakan  2 dulang (nasi pernikahan). makna dari dulang adalah sebagai saksi bahwa yang melaksanakan pernikahan adalah bujang jejaka dan gadis perawan. Nantinya setelah ijab qobul 1 dulang akan di berikan kepada pak imam daerahnya ,dan dulang yang 1 nya lagi akan dibagi empat dan akan di berikan kepada RT,RW , Ketua adat , Ketua kerja.

6.     Acara adat setelah ijab qobul

1.     Pencak silat yang dilakukan oleh pengantin laki-laki dan para tetua daerah
2.     Zikir dan do’a yang dilakukan secara bersama-sama pihak keluarga dan para tamu undangan
3.     Tari adat ( tari andun) 
Pertama pengantin laki-laki menari bersama inang atau pengapit pengantin  dan tamu undangan  lalu pengantin perempuan ikut menari juga bersama inang dan tamu undangan.
4.     Belarak
Di rayakan dijalan sambil naik mobil serta di iringi dengan retak dendang serunai , perjalanan yang ditempuh sejauh 1 kilometer setelah itu pulang kerumah dan melanjutkan pesta pernikahan yaitu makan bersama keluarga (sanak famili) dan tamu undangan.





B.    Transkip wawancara
Wawancara dilakukan via telepon 

Narasumber











Pewawancara : tuuut....tuuuut.......tuuuut (menelpon narasumber)
Narasumber :Asalamualaikum haah ngapo rin ( ada apa rin)
Pewawancara : waalaikumshalam . kak midi lagi sibuk idak ?
Narasumber : wai aku ni lagi dikebun, empai selsai nakil kini lah nido sibuk, ngapo ? ( wai saya lagi dikebun , baru saja selesai nakil karet sekarang sudah tidak sibuk lagi, ada apa memangnya?)
Pewawancara :aku ni ado tugas tentang adat-    adat     pernikahan, kak midi biso bantu dak ? Kak midi tau dak secara detail tentang adat pernikahan suku serawai ? ( kak midi saya ada tugas tentang adat-adat pernikahan, kak midi bisa bantu saya atau tidak ? kak midi tahu secara detail tentang  adat pernikahan suku serawai ? )
Narasumber : oohh inshaalah keruan (ooh inshaallah tau)
Pewawancara : langsung mulai ya kak midi. Kak midi apa saja tahap-tahap atau alur-alur dari tradisi pernikahan suku serawai ?
Narasumber : waii ndak di rekam ini ( percakapan ini mau direkam ya ) ?
Pewawancara : au kak lah direkam iko ko (iya kak ini sudah mulai direkam)
Narasumber :ooh , emmzz tahap yang pertama itu pertemuan antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan kalo bahasa dusunyo tu tandang basulua (kalau bahasa desanya itu tandang basulua) maksud dan tujuanya adalah ingin bertanya apakah anak gadis (perempuan) dari pihak keluarga perempuan ini sudah ada yang mengikat jikalau belum nah anak bujang (laki-laki) ini ingin meminangnya  
Pewawancara :nah pertemuany tu di mana kak ?
Narasumber : dirumah keluarga yang tino ( gadis/perempuan ) lalu tahap yang keduo (dua) adalah membawa’i RT, RW dan Ketua Adat tujuan tahap ini untuk menentukan hari pernikahan (tanggal pernikahan). Terus keluargo lanang tu (keluarga laki-laki) wajib mempertanyai apa saja permintaan dari keluarga tino (gadis/perempuan) nah seandainyo (misalnya) cincin mas 3 gram kek (dan) tanci (uang) 20 juta, tanci ni  (uang ini) gunanya untuk membantu membeli sayur-mayur  dan persiapan pesta di rumah keluarga perempuan. Terus kalu lah sudah (jika sudah) tanggal pernikahan ditetapkan dan persetujuan permintaan dari pihak keluarga perempuan, mako ado tigo (maka ada 3 ) syarat lagi yaitu :
1. Membawa satu buah keris yang dimasukan kedalam lengguai nah itu tu lengkap dengan daun sirih kek kapurnyo (daun sirih dan kapur sirihnya) . syarat yang ke duo (syarat yang ke 2) yaitu
2. membawa sembilan batang lemang .terus syarat yang ke tigo (syarat yang ke 3) yaitu
3. membawa satu mangkok gelamai (dodol)
Ketiga syarat ini wajib di bawa kek (oleh) pihak keluarga laki-laki saat hari pernikahan atau ijab qobul
Tahap yang ke tigo (3) tu terang menerang kalo bahasa dusunyo tu (terang-menerang kalau bahasa desanya) nah di siko keluarga laki-laki (nah di tahap ini keluarga laki-laki) datang ke rumah keluarga perempuan terus nyo ngasih tanci (lalu keluarga laki-laki memberikan uang )permintaan dari keluarga perempuan. Terus tahap yang ke empek (4) tu merakit bungo besamo (bunga bersama) persatuan bujang gadis bengkulu nah iko (ini) sebagai simbol bahwa yang melaksanokan (melaksanakan) pernikahan adalah bujang dan gadis.
Pewawancara : kapan tu buek bungonyo kak ? (kapan diadakan merakit bunganya kak?)
Narasumber : nah bungo tu (bunganya) dirakit pas malam sebelum acara pesta .terus bungo-bungo (bunga-bunga) yang sudah dirakit di tarok (di letakkan) di pelaminan, panggung dan sudut kursi agar memberikan aroma yang wangi. Terus yang ke limo (5) buek duo (membuat dua) dulang (nasi  pernikahan). makna dari dulang itu sebagai saksi bahwa yang melaksanakan pernikahan adalah bujang jejaka dan gadis perawan. Nah pas ijab qobul selsai 1 dulang di kasi (berikan) kepada pak imam , terus dulang  1 nya lagi dibagi empek (4) itu tu dikasihkan pak RT,RW , Ketua adat , Ketua kerja
Pewawancara : oh cak itu yo kak midi ? (oh seperti itu ya kak midi ) berarti itu wajib ya ?
Narasumber : yak auu macam itu (ya iya seperti itu) karena itu sebagai saksi nya bahwa pernikahanya itu antara  bujang dan gadis.
Pewawancara : terus apa lagi tahap-tahap selanjutnya kak midi atau udh selesai tahap-tahap pernikahanya?
Narasumber : nduak aii (waii )masih ada lagi tahap-tahapnyo tu
Pewawancara :apa lagi tahap-tahapnya kak?
Narasumber : setelah acara ijab qobul selesai masih ada tahap-tahap ny lagi pencak silat nah itu tu pengantin laki-laki kek (dan) para tetua desa, Terus zikir besamo (bersama), terus nari adat nah pengantin lanang (laki-laki) menari bersama inang dan tamu undangan cak itu jugo untuk yang tino (seperti itu juga untuk yang perempuan).
Pewawancara : ohh jadi nari (menari) bareng-bareng yo kak ? (bersama-sama ya kak ?)
Narasumber : yak iyolahh (ya iyalah) . terus pas lah sudah nari laju (terus setelah menari ) ado satu lagi tahapan iko tahapan yang terakhir (ada satu lagi tahapan in tahapan yang terakhir ) namonyo tu apo dak emmmzzz kalak dulu .....ooo iko nah namonyo tu belarak (namanya apa ya emmmzz nanti dulu....ooo ini nah namanya belarak) . belarak itu tu Di rayakan dijalan sambil naik setom (mobil) nah di iringi kek retak dendang serunai , perjalananyo (perjalananya ) ditempuh sejauh 1 kilometer sudah tu (setelah itu) pulang kerumah terus (dan) melanjutkan pesta pernikahan, makan bersama keluarga (sanak famili) dan tamu undangan.
Pewawancara : retak dendang serunai tu alat apo kak ?
Narasumber : waii nido keruan kaba? (waii tidak tahu kamu?)
Pewawancara : nido (tidak) hehehehe
Narasumber : retak dendang serunai tu lengkap ada serulingnya  kek (dan) rabanany ,itu yang dimaksud retak dendang serunai.
Pewawancara : ooooohhh cam itu ( ooooohhh seperti itu ) jadi  itu tadi tahap-tahap pernikahanny ya kak ? emzz makasih yo kak lah ndak diwawancarai (terimakasih ya kak karena sudh mau diwawancarai) maaf mengganggu waktu kak midi
Narasumber : auu (iya) samo-samo , nido apo-apo (tidak apa-apa)
Pewawancara : asalamualaikum
Narasumber :waalaikumsalah








BAB IV
Penutup



Daftar pustaka

Narasumber midi wardiansyah


Gambar-gambar mencari di google